“Ibu..kenapa kita sekarang tinggal bersama Nenek?
Ibu, Ayah mana ?
Kenapa tidak bersama kita lagi ?
Ibu, aku mau sama ayah ... “
Membaca sepenggal percakapan diatas tentu kita sudah bisa
membayangkan apa yang mungkin terjadi pada keluarga itu, perceraian !
Ketika perceraian terjadi merupakan masa yang sangat kritis
bagi psikis seorang anak, terutama menyangkut hubungannya terhadap orangtua
yang kurang harmonis dan sudah tidak tinggal bersama. Berbagai pertanyaan dan
perasaan berkecamuk pada hati seorang anak.
Pada masa ini anak juga harus mulai beradaptasi dengan
perubahan hidupnya yang baru. Hal-hal yang biasa dirasakan oleh seorang anak
ketika orangtuanya bercerai adalah insecurity, tidak diinginkan atau ditolak
oleh orangtuanya yang pergi, sedih dan kesepian, merasa sangat kehilangan,
marah dan merasa bersalah hingga menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab
orangtuanya bercerai.
Perasaan tersebut diatas oleh anak dapat termanifestasi
dalam bermacam sifat dan perilakunya di masa depan. Menjadi agresif dengan suka
marah dan menjadi kasar, atau menjadi seorang anak yang pendiam, tidak ceria
dan tidak suka bergaul hingga pada tahap sulit berkonsentrasi karena sering
berkhayal berharap orangtuanya akan bersatu kembali.
Proses adaptasi pada umumnya membutuhkan waktu. Pada awalnya
anak akan sulit menerima kenyataan bahwa orangtuanya tidak lagi bersama. Meski
banyak anak yang dapat beradaptasi dengan baik, tetapi banyak juga yang tetap
bermasalah bahkan setelah bertahun-tahun terjadinya perceraian.
Perceraian sebuah keluarga seringkali berakhir menyakitkan
bagi pihak yang terlibat, termasuk di dalamnya adalah anak-anak. Dan perceraian
juga dapat menimbulkan stress dan trauma untuk memulai hubungan baru. Menurut
penelitian (Holmes dan Rahe), perceraian adalah penyebab stress kedua paling
tinggi, setelah kematian pasangan hidup.
Kesiapan Anak Menghadapi Perceraian.
Pada umumnya orangtua yang bercerai akan lebih siap
menghadapi perceraian tersebut dibandingkan dengan anak-anak mereka. Hal
tersebut karena sebelum mereka bercerai biasanya didahului proses berpikir dan
pertimbangan yang panjang, sehingga sudah ada suatu persiapan mental dan fisik
untuk menghadapinya.
Tetapi tidak demikian halnya dengan anak-anak. Mereka dengan
tiba-tiba saja harus menerima keputusan yang telah dibuat oleh orangtuanya
tanpa sebelumnya punya ide atau bayangan bahwa hidup mereka akan berubah.
Masalah yang mereka tahu sebelumnya mungkin hanyalah
orangtuanya sering bertikai, bahkan mungkin ada anak yang tidak pernah melihat
orangtuanya bertikai karena kedua orangtuanya sangat rapi menutupi permasalahan
yang ada agar anak-anaknya tidak merasa takut.
Kadangkala, perceraian adalah satu-satunya jalan bagi
orangtua untuk dapat terus menjalani kehidupan sesuai yang mereka inginkan.
Namun apapun alasannya, perceraian selalu menimbulkan akibat buruk pada
anak-anak, meskipun dalam kasus tertentu perceraian dianggap merupakan
alternatif terbaik daripada membiarkan anak-anak berada dalam kehidupan
keluarga (pernikahan) yang buruk.
Jika memang perceraian merupakan satu-satunya jalan dan
tidak dapat dihindarkan maka pikirkanlah apa yang harus orangtua lakukan untuk
mengurangi dampak negatif pada jiwa dan perkembangan psikis seorang anak akibat
perceraian tersebut. Dengan kata lain, siapkan anak-anak untuk dapat
beradaptasi dengan cepat atas perubahan hidupnya yang akan terjadi.
“… Pertengkaran dalam sebuah keluarga, apapun alasan dan
bentuknya,
akan membuat anak-anak merasa ketakutan … “
Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Orangtua
Berhasil atau tidak, seorang anak beradaptasi dengan cepat
terhadap perubahan hidupnya ditentukan oleh dirinya sendiri. Bagaimana
pendapatnya tentang perceraian dan melihat cara orangtuanya menghadapi
perceraian.
Bagi orangtua yang bercerai mungkin akan sulit melakukan
intervensi pada anak karena hal tersebut tergantung pada sifat anak. Tetapi
sebagai orangtua sebaiknya membantu anak untuk berpandangan baik terhadap
perceraian, mungkin dengan jalan menjaga komunikasi dan hubungan yang baik
dengan mereka.
Berikut adalah beberapa saran bagi orangtua agar anaknya
bisa cepat beradaptasi pada perubahan hidupnya (jika perceraian terpaksa
dilakukan) :
- Saat perceraian sudah menjadi rencana orangtua, segera memberitahu anak bahwa akan terjadi perubahan dalam hidupnya. Katakan bahwa mereka tidak lagi tinggal bersama ayah atau ibunya.
- Sebelum berpisah ajaklah anak-anak melihat tempat tinggal barunya (jika harus pindah)
- Usahakan kegiatan rutin sehari-hari pada anak tidak berubah, seperti mengantar ke sekolah atau mengajak anak-anak pergi bermain di saat akhir pekan.
- Jelaskan pada anak bahwa perceraian bukan kesalahan anak. Dan jelaskan juga pada mereka tentang perceraian tersebut dengan bahasa yang sederhana. Penjelasan ini mungkin perlu diulang ketika anak beranjak semakin dewasa.
- Yakinkan pada anak-anak bahwa dirinya selalu diingat, dicintai dan selalu ada di hati masing-masing orangtuanya.
- Kedua orangtua merancang pertemuan yang rutin, pasti dan konsisten hingga anak sudah dapat beradaptasi. Tetaplah mengasuh anak bersama-sama dengan mengesampingkan perselisihan.
- Memperkenankan anak untuk mengekspresikan emosinya. Berilah respon terhadap emosi anak tersebut dengan kasih sayang. Anak mungkin bingung dan bertanya, jawablah pertanyaannya dengan jawaban-jawaban yang sederhana secara baik dan sabar.
Dari sedikit saran diatas terlihat jelas betapa pentingnya
kerjasama dan keberadaan orangtua bagi seorang anak. Dan saran diatas bukanlah
hal yang mudah untuk dilakukan, apalagi jika perceraian dimulai dan diakhiri
dengan pertikaian dan kebencian satu sama lain.
Keinginan untuk menarik anak ke
salah satu pihak dan menentang pihak yang lain akan sangat menonjol pada model
perceraian tersebut. Sungguh individu yang egois yang hanya memikirkan diri
sendiri dan tidak memikirkan kesejahteraan serta masa depan anak-anak.
Jika memang perceraian tidak terhindarkan, maka sebaiknya
membuat perceraian tersebut menjadi perceraian yang tidak terlalu merugikan
anak-anak.
“ … Anak-anak membutuhkan cinta dan kasih dari kedua
orangtuanya ...
selalu menginginkan kedua orangtuanya menjadi bagian dalam kehidupan
mereka ...”
Bagi Anda orangtua yang sedang dalam proses perceraian atau
telah bercerai, cobalah untuk selalu memikirkan nasib dan masa depan anak-anak anda ... agar anak anda tidak menjadi anak yang terlantar hanya karena ego anda masing-masing.-
Semoga menjadi renungan bersama ... :' (
No comments:
Post a Comment