Friday 23 August 2013

Mengatasi Anak yang pemarah

Anak pemarah memang merupakan masalah bagi orang tua, bisa dibayangkan apabila anak selalu marah-marah jika permintaannya tidak dikabulkan. Jika anak sedang emosi atau marah biasanya melampiaskan emosinya dengan cara membanting pintu, melempar sesuatu, menendang mengacaukan segala hal dan berteriak-teriak.

Rasa marah bisa timbul akibat banyak sebab, termasuk pada anak-anak, dan terkadang orangtua ikut kesal. Berikut akan dipaparkan bagaimana mengatasi anak pemarah.

Sebenarnya ada dua perasaan dasar yang menyebabkan anak-anak memiliki sifat pemarah. yaitu:
  1. Seorang anak memiliki rasa igin tahu dan kemauan yang besar untuk melakukan sesuatu, tapi seringkali kemampuannya tidak sekuat keinginannya. Hal ini membuatnya menjadi kesal dan sedikit frustasi yang diungkapkan dengan kemarahan.
  2. Kemauan dan keinginannya untuk cepat menjadi besar. Biasanya anak-anak akan merasakan hal ini jika orangtua sudah melarangnya dengan kata “tidak”. Karena ia belum bisa menguasai emosinya secara logis, maka ia memilih mengekspresikannya ke luar melalui kemarahan.


Sifat anak pemarah bisa menjadi masalah bagi orangtua dan anak. Karena itu orangtua perlu memaklumi sifat anaknya tersebut. Seperti dikutip dari The Baby Book karangan William dan Martha Sears, ada beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan untuk meredamkan amarah anak-anak, yaitu:
  1. Mempelajari hal yang menyebabkan anak marah. Ketahui dengan pasti hal apa yang dapat memicu kemarahannya, seperti lapar, bosan, suasana lingkungan yang tidak mendukung atau lainnya. Dengan mengetahui penyebabnya, maka orangtua dapat mencegah kemarahan anak.
  2. Memberikan contoh sikap tenang padanya. Anak mempelajari sesuatu dari apa yang dilihat dan dengarnya, karena itu penting untuk mencontohkan sikap tenang didepannya. Jika lingkungan disekitarnya suka marah-marah, maka anak akan menganggap bahwa perilaku ini merupakan hal yang wajar.
  3. Ketahui siapa yang sedang marah. Bila orangtua adalah orang yang mudah emosi, maka akan sangat mudah bagi anak untuk memancing kemarahan dan berakhir dengan lomba saling teriak tanpa ada penyelesaian. Karena itu perlu diketahui siapa yang marah agar kondisi tetap terkendali.
  4. Memeluk anak karena sebagian besar anak yang kehilangan kontrol akan menjadi lebih tenang saat dipeluk. Pelukan yang memberinya keamanan dan kenyamanan yang dibutuhkan saat sedang marah.
  5. Agar Anda tidak terpancing untuk ikut marah, menahan diri adalah terapi yang baik. Tunggulah sampai anak tenang dan mereda amarahnya sebelum memulai konseling untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada anak Anda.


Nah, bagaimana ? Anda masih ingin ikut marah atau mencoba bersabar mengikuti sedikit tips diatas ? Semoga bermanfaat ..

No comments:

Post a Comment